Hari Kebangkitan Bangsa Momen Penting Tegaskan NKRI Harga Mati
By Admin
nusakini.com--Sejak merdeka, Bangsa Indonesia telah berjanji dan berketetapan hati bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati yang tidak bisa ditawar lagi dalam kondisi dan keadaan apapun.
Pesan Menteri Komunikasi dan Informatika ini ditegaskan Sekjen Kemenag Nur Syam saat menjadi inspektur upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional Ke-108 Tahun 2016 di Halaman Gedung Kemenag Lapangan Banteng Jakarta, Jum’at (20/05) pagi. Upacara diikuti oleh aparatur 10 Satker eselon I Kemenag pusat.
“Komitmen terhadap NKRI ini penting saya tegaskan kembali pada upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-108 ini mengingat setelah sekian lama berdiri sebagai bangsa, ancaman dan tantangan akan keutuhan NKRI tidak selangkah pun surut,” tegas Nur Syam.
“Bahkan, melalui kemajuan teknoligi digital, ancaman radikalisme dan terorisme misalnya, mendapatkan medium baru untuk penyebaran paham dan praktiknya,” tambahnya.
Dikatakan Nur Syam, NKRI adalah negara demokrasi berlandaskan ideology Pancasila yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan adat istiadat yang hidup di tengah masyarakat. Wilayah NKRI terbentang luas dari Sabang hingga Merauke, terdiri dari 17.508 pulau, dihuni oleh penduduk sebesar 254,9 juta jiwa dengan 1.331 suku bangsa dan 746 bahasa daerah, serta dengan garis pantai sepanjang 99.093 km persegi.
“Menjadi kewajiban seluruh komponen bangsa Indonesia secara konsisten untuk menjaga, melindungi, dan memelihara tegaknya NKRI dari gangguan apapun, baik dari dalam maupun luar negeri,” pekik Nur Syam penuh semangat.
“Caranya bagaimana? Dengan menerapkan prinsip dan nilai-nilai nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini mengangkat tema “Mengukir Makna Kebangkitan Nasional dengan Mewujudkan Indonesia yang Bekerja Nyata, Mandiri dan Berkharakter”. Menurut Nur Syam, tema ini mengandung pesan bahwa tantangan apapun yang dihadapi bangsa saat ini, harus dijawab dengan pada kerja nyata secara mandiri dan berkarakter.
“Persaingan bukan lagi antara kita dengan tetangga kita, namun sudah pada tataran global. Karenanya, sudah saatnya kita saling bahu membahu sesama anak bangsa untuk memenangkan persaingan global ini. Dan, 3 karakter di atas adalah kunci kemenangan kita,” tandasnya. (p/ab)